Minggu, 27 November 2016
HIMA PERSIS: Kami Belum Puas dengan Sikap Indonesia Terkait Rohingya
"Kami belum puas. Kami melihat belum ada sikap-sikap nyata dari pemerintah untuk Rohingya dan upaya menghentikan pembantaian ini," ungkap Ceceng ketika ditemui di depan Kedutaan Besar Myanmar di Jakarta, Kamis (24/11/2016).
Sementara, pimpinan dari HIMA PERSIS sendiri dikatakan sedang berada di Kementerian Sekretaris Negara RI untuk menyampaikan tuntutan masyarakat Indonesia agar kekerasan terhadap Rohingya dihentikan.
"Kami meminta Presiden RI Joko Widodo yang katanya akan mendengarkan aspirasi rakyat dan juga demokrasi, agar membantu Muslim Rohingya yang ditindas di Myanmar," ucapnya.
Jika unjuk rasa dari HIMA PERSIS yang diadakan tepat di depan Kedubes Myanmar ini diabaikan oleh pihak Myanmar, HIMA PERSIS akan melakukan unjuk rasa yang lebih besar lagi.
"Jika Myanmar tak segera menghentikan kejahatan di Rakhine, kami menuntut agar Indonesia memutus hubungan diplomatik dengan Myanmar," sebutnya.
Sebelum unjuk rasa dari HIMA PERSIS ini terjadi, terlebih dahulu dilaksanakan aksi bela kemanusiaan dari kelompok pegiat HAM, Parade Bhineka.
Berbeda dengan HIMA PERSIS, aksi ini lebih tenang dan mengimbau para masyarakat Indonesia tak menyebarkan konten-konten berupa foto kekerasan dan pembantaian Muslim Rohingya di Rakhine.
Merujuk pada laporan Human Right Watch, melalui satelit jarak jauh, laporan tersebut menunjukkan fakta terjadinya pembakaran rumah dan bangunan di tiga desa di Rakhine.
Beberapa laporan lain menunjukkan adanya pemerkosaan dan perampasan harta benda di sepanjang wilayah Rakhine.
Terjunnya pasukan pemerintah Myanmar ke Rakhine dipicu serangkaian serangan terkoordinasi dan mematikan di pos perbatasan polisi sebulan lalu.
SUMBER: http://internasional.metrotvnews.com/asia/ob37MLob-hima-kami-belum-puas-dengan-sikap-indonesia-terkait-rohingya
Kasus Pembantaian Rohingya, Kedutaan Myanmar di Jakarta Didemo
Liputan6.com, Jakarta - Kedutaan Myanmar di Jakarta, dihantam demo. Unjuk rasa dilakukan, terkait insiden di Rakhine State yang menyebabkan puluhan muslim Rohingya tewas.
Aksi pertama dilakukan oleh Kelompok Parade Bhineka. Memulai aksinya jam 13.00, unjuk rasa dilakukan sekitar 10 orang.
Mereka menyampaikan beberapa tuntutan terhadap Pemerintah Myanmar. Termasuk menghentikan aksi kejahatan terhadap Rohingya.
Belum selesai Parade Bhineka menggelar aksi, kelompok kedua datang untuk melangsungkan unjuk rasa dengan tuntutan serupa.
Puluhan orang yang berasal dari HIMA PERSIS datang membawa sembari membawa spanduk bertuliskan stop genosida.
Di depan kedutaan yang berada di Jalan Agus Salim Jakarta Pusat, mereka menyanyikan sejumlah lagu mengkritik pemerintahan Myanmar.
"Myanmar teroris, Myanmar teroris," teriak para demostran.
Insiden berdarah terjadi di Rakhine beberapa waktu lau, kurang lebih 25 orang warga Rohingya tewas. Diduga kuat mereka meninggal karena ditembak tentara Myanmar.
Dalam keterangannya, militer Myanmar menyebut orang-orang yang mereka sebut kelompok militan itu berusaha menyerang mereka.
Tak hanya dituduh ingin menyerang tentara, namun media pemerintah menyebutkan bahwa warga Rohingya sengaja membakar rumah mereka sendiri dengan tujuan "menimbulkan kesalahpahaman dan ketegangan" yang dapat berujung pada meluncurnya bantuan internasional