Napak Tilas Hima Persis Ciputat
Mahasiswa merupakan elemen muda bangsa yang
hidup di lingkungan akademis kampus. Keberadaan mahasiswa berbeda dengan
pelajar tingkat SMA atau sederajat. Perbedaan itu mulai dari karakter siswa dan
mahasiswa dalam transfer ilmu pengetahuan, siswa lebih pasif dan cenderung
menerima yang disampaikan guru. Berbeda dengan mahasiswa ruang diskusi terbuka
lebar tidak hanaya di kelas tapi juga di luar kelas. Selanjutnya siswa
mengikuti pelajaran sesuai jadwal yang telah disusun sedangkan mahasiswa
tergantung dari perkuliahan yang diambilnya. Selain itu, fleksibilitas waktu
yang dimiliki mahasiswa menjadi peluang dalam pengembangan potensi diri.
Terbuka peluang bagi mahasiswa untuk aktif diluar kampus, entah di BEM, UKM,
lembaga diskusi, organisasi kemahasiswaan ekstra kampus dan komunitas lain.
Dunia mahasiswa di kampus sangat heterogen dan
dinamis dalam pemikiran, prinsip, serta dalam perilaku. Namun homogen dalam lingkungan
akademik. Mahasiswa sebagai candradimuka untuk masa yang akan datang, menuntut
mahasiswa untuk terus mempersiapkan diri dengan belajar memambah wawasan dan
bergabung dengan wadah aktualisasi. Mahasiswa sebagai agent of change serta agent of control selalu identik dengan organisasi gerakan
kemahasiswaan. Terbukti dalam perjalanan sejarah bangsa, gerakan kemahasiswaan
banyak mempengaruhi kondisi sosial dan politik.
Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (Hima
Persis) lahir pada masa transisi pemerintahan dari era Orde Baru ke era
Reformasi. Pasca pemberlakuan kembali NKK/BKK (Normalisasi Kehidupan Kampus/
Badan Koordinasi Kemahasiswaan) tahun 1990 membuka ruang lahirnya gerakan
mahasiswa. Kelahiran Hima Persis pada tanggal 24 Maret 1996 membawa cita-cita
besar bagi masa depan umat Islam dan masa depan Bangsa. Sebagai organisasi
otonom, Hima Persis juga mengemban misi dakwah Persis di lingkungan kampus.
Pada mulanya Hima Persis di dirikan oleh mahasiwa Persis dari berbagai daerah
(Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Garut). Dinamika perjuangan Hima Persis
menimbulkan pasang surut perjuangan.
Mahasiswa Persis di Jakarta kembali bergabung
secara keorganisasian sejak tahun 2008, yaitu di era kepemimpinan Ketua Umum PP
Hima Persis Lamlam Pahala. Ketua Pimpinan Wilayah Pertama terpilih Ali Rasyid,
mahasiswa Universitas Paramadina. Ali Rasyid mampu mengumpulkan Ratusan potensi
kader sebagai pondasi pengembangan organisasi. Pada periode awal strategi yang
dilakukan adalah dengan melakukan pendekatan terhadap sesama alumni Pesantren
Persis, dan dari keluarga besar Persis.
Kepemimpinan Ali Rasyid dilanjutkan oleh
Daniel Barkah, mahasiswa Ma’had Utsman Bin Affan. Pada periode ini di bentuk
level pimpinan dibawahnya dari tingkat daerah sampai kampus. Daniel Barkah membangun
pondasi Pimpinan Daerah di berbagai kota se-Jakarta dari mulai PD Jakarta Timur
yang berpusat di Mahad Utsman Bin Affan, Ciputat berpusat di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dipimpin oleh Ihsan Fauzi Rahman, dan daerah lainnya. Dari
kepemimpinan Daniel Barkah, memberikan catatan sejarah baru di bagi Ciputat.
Daniel Barkah mampu mentransformasikan komunitas mahasiswa Persis menjadi
bagian struktural di Hima Persis Ciputat.
Selanjutnya kepemimpinan di DKI Jakarta di
lanjutkan oleh Ihsan Fauzi Rahman dengan mengukuhkan berbagai Pimpinan Daerah,
diantaranya PD Jakarta Timur, PD Jakarta Selatan, PD Jakarta Pusat, dan PD
Ciputat. Ihsan Fauzi Rahman yang merupakan mahasiswa asal UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta menjadikan daerah Ciputat sebagai salasatu pusat kegiatan
Hima Persis. Meskipun demikian, pergerakan Hima Persis di Ciputat belum begitu
pesat baik dalam menghimpun potensi kader maupun dalam mengembangkan.
Hima Persis di Ciputat terbentuk dengan
terpililh nya Ihsan Fauzi Rahman sebagai ketua. Jauh sebelum terbentuk PD Hima
Persis Ciputat secara resmi, telah berdiri wadah komunitas mahasiswa Persis
bernama Studia Holistika yang dianggap sebagai embrio dari Hima Persis di
Ciputat dan bahkan Hima Persis di Jakarta pada umumnya. Ada kesamaan emosional
antara Studia Holistika dengan Hima Persis Ciputat. Kesamaan itu antara lain, Hima
Persis dan Studia Holistika digerakan oleh sesama Mahasiswa Persis, baik alumni
Pesantren Persis maupun mahasiswa yang mempunyai ikatan keluarga besar Persis.
Studia Holisitika berfungsi sebagai wadah nostalgia dengan Persis, dan lebih
berfungsi untuk membangun ikatan kuat dengan Persis. Aktivitas yang ada di
Studia Holistika menjadi sarana pengembangan potensi diluar organisasi yang
telah diikuti. Studia Holistika lebih fokus melakukan kegiatan-kegiatan diskusi
mulai dari tema-tema keagamaan sampai filsafat.
Pada umumnya, para pegiat Studia Holistika
merupakan mahasiswa yang telah aktif di organisasi kemahasiswaan yang sudah ada
di Ciputat. Bahkan anggota Studia Holistika menempati posisi strategis di
organisasi intra dan ekstra kampus. Beberapa anggota Studia Holistika aktif di
HMI IMM, PMII, beberapa UKM-UKM yang ada di UIN Jakarta, sebagian lagi aktif di
lembaga diskusi Formaci. Latar belakang organisasi yang berbeda memberikan
warna pemikiran anggota Studia Holistika yang heterogen. Kajian-kajian yang
dilaksanakan di Studia Holistika lebih dinamis dan beragam.
Kemunculan Studia Holistika mengalami pasang
surut dalam perkembangannya. Hal itu disebabkan karena secara kuantitas alumni
pesantren Persis yang melanjutkan kuliah di UIN Syarif Hidayatullah tidak
menentu tiap tahunnya. Beberapa anggota tidak terlalu memiliki ketertarikan
pada diskursus-diskursus yang di kaji, anggota lain lebih memilih aktif di
wadah sesuai peminatannya. Proses rekrutmen anggota yang tidak begitu masif dan
sosialisasi lembaga juga menjadi salah satu faktor tidak dikenalnya Studia
Holistika. Pada akhirnya Studia Holistika bertransformasi menjadi Hima Persis.
Di Ciputat, Hima Persis mulai dibangun oleh
genrasi terakhir Studia Holistika. Ihsan Fauzi Rahman yang tidak sempat
bergabung dengan Studia Holistika ditunjuk sebagai ketua Hima Persis Daerah
Ciputat pertama. Sejak saat itu Pimpinan Daerah Ciputat secara resmi terbentuk
di era Daniel Barkah yang memimpin PW DKI Jakarta. Tugas pertama Ihsan Fauzi
Rahman sebagai ketua PD Ciputat adalah menghimpun kembali seluruh potensi
organisasi. Mahasiswa-mahasiswa yang mempunyai ikatan kultural di Persis
dihimpun untuk berpartisipasi secara struktural. Tugas ini tidak mudah,
sebagian mahasiswa Persis (secara kultural) sudah aktif di organisasi maintream
di Ciputat semisal HMI dan IMM. Tinggal memaksimalkan potensi lain yang belum
terjaring di organisasi ektra kampus yang maistream. Ihsan Fauzi Rahman mampu
menghimpun kader dari beberapa kampus di Ciputa, kader-kader Hima Persis masih
identik dengan alumni Pesantren Persis. Terdapat beberapa alumni Pesantren
Persis yang bergabung dengan Hima Persis Ciputat, diantaranya alumni Pesantren
Persis dr Jawa Barat, Sapeken Madura, Bangil Jawa Timur. Ruang gerak Hima
Persis Ciputat masih terpusat di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, STT
Nusantara, dan STIE Ganesha.
Setelah Ihsan Fauzi Rahman mendapat amanat
lebih tinggi sebagai ketua PW Hima Persis DKI Jakarta, PD Ciputat diserahkan
kepada Fahmi Muzaki Paturrahman dan Taufik Muarif. Kedua periode ini banyak
fokus pada pembangunan emosional organisasi dan sesama kader. Sekretariat
sebagai basecamp menjadi tempat berkumpul dan bicara ideu Beberapa kegiatan yang menjadi program
unggulan diantaranta dalam bidang pendidikan, seperti membidani pengajian remaja
sekaligus jadi tenaga pengajar di wilayah BSD, selain itu diskusi-diskusi
mengenai berbagai isu keagamaan serta kegiatan sosial peduli anak ajalanan
daerah Lebak Bulus. Alumni Studia Holistika merasa punya kepedulian terhadap
Hima Persis banyak memberi support besar dalam usaha realisasi program dengan
maksimal. Hisan Harir Ridho kemudian terpilih sebagai ketua PD menggantikan
Taufik Muarif.
Tantangan dan Harapan Kedepan
Studia Holistika sebagai wadah aktualisasi
mahasiswa Persis dimasa lalu, bukan menjadi jaminan kemudahan membangun
organisasi setelah bertransformasi menjadi Hima Persis. Studia Holistika seakan
tidak berbekas , Hima Persis Ciputat harus membangun kembali organisasi dari
awal. Perbedaan mendasar Studia Holistika dengan Hima Persis Ciputat terletak
pada status kelembagaan. Hima Persis merupakan organisasi otonom resmi Persis
berimplikasi pada paradigma gerakan yang tidak bisa lepas dari organisasi
induk, edangkan adanya Studia Holistika mempunyai fungsi sebagai wadah kultural
mahasiswa Persis. Inisiatif mahasiswa persis membuat studia Holistika
disebabkan karena tidak tersedianya wadah kemahasiswaan Persis yang resmi.
Sejak terbentuknya Hima Persis Ciputat sampai
saat ini, tugas utama yang senantiasa harus dikerjakan adalah menanamkan paradigma
nilai dan paradigma gerakan organisasi. Paradigma nilai yang tergambar dalam
semboyan Ulul Albab menjadi cermin kemurnian sikap sebagai jati diri setiap
kader. Intelektualitas dan spirituaitas harus senantiasa mejadi pijakan utama
kader Hima Persis, kedua aspek ini termanifestasi dalam amal perbuatan. Dengan
kata lain, keluasan ilmu, kedalaman iman, kemurnian akidah, kesalihan sikap,
serta penyerahan diri seorang hamba terhadap Sang Khalik adalah ciri utama kader
Hima Persis. Paradigma nilai Hima Persis menjadi modal utama dalam membangun
paradigma gerakan yang dirumuskan Lamlam Pahala (Ketua Umum PP Hima Persis
periode 2005-2010) berupa falsafah pergerakan atau trilogi Hima Persis.
Trilogi Hima Persis antara lain berupa;
intelektualitas, trasnformasi sosial, dan perubahan iklim politik. Pertama,
dalam hal intelektualitas, kader Hima Persis terus berupaya mengembangkan aspek
keilmuan. Kader Mempunyai karakter keilmuan yang mendalam, kritis, terbuka dan
tidak tabu dengan pelbagai pemikiran baik pemikiran klasik maupun
kontemporer, serta memiliki prinsip
belajar sepanjang hayat. Lataer belakang kader hidup di lingkungan homogeny di
dunia akademis kampus harus mendorong karakter intelektualitas yang tinggi. Kedua
transformasi sosial, dengan modal keilmuan yang dimiliki, kader Hima Persis
harus mampu mengejawantahkan dalam bentuk kepekaan sosial ditengah problematika
umat. Diskursus berbagai disiplin keilmuan yang ditekuni kader Hima Persis
merupakan modal dalam usaha memperbaiki ketimpangan (stratifikasi) sosial.
Langkah yang perlu dilakukan diantaranya; melakukan advokasi sosial,
pendampingan, pembinaan, serta pengabdian sosial dalam pelbagai bentuk lainnya.
Ketiga perubahan iklim politik, Hima Persis tidak terjun kedalam politik
praktis secara kelembagaan. Semangat yang dibangun adalah dengan
mengkampanyeukan politik nilai, yaitu politik berdasarkan nilai-nilai luhur
suatu tatanan politik yang ideal, politik bersih dan bermoral, serta membangun
budaya politik profetik berpijak pada landasan Quran dan Hadis. Kader Hima
Persis berpegang teguh pada keyakinan, berkarakter visioner memiliki pandangan
jauh kedepan untuk kepentingan bersama.
Hima Persis berada dalam lingkungan pemikiran
yang beragam, pluralitas ide dan gagasan di dunia kampus tidak menjadikan kader
terbawa. Hima Persis sebagai wadah kader
harus mampu membentengi dari pelbagai tantangan sehingga tidak kehilangan nilai
identitas kader. Hima Persis merupakan anak kadung dari Persis, meminjam bahasa
Lamlam Pahala “secara fikriyah
dan harokah Hima Persis tidak akan terlepas dari organisasi induknya”.
Pemikiran Persis yang diwariskan kepada setiap otonom akan menjadi benteng
pengawal ideologi Hima Persis. Sehingga keberadaan Hima Persis akan menjangkau
wilayah dakwah (objek dan sasaran) lebih luas.
Dalam pengembangannya di Ciputat, Hima Persis
harus merumuskan strategi gerakan yang efektif. Sampai saat ini Hima Persis belum
menjadi organisasi mainstream dilingkungan kampus. Komunikasi antar organisasi,
membuka ruang-ruang diskusi, membawa wacana-wacana segar nampaknya perlu terus
digalakan. Ciri khas Hima Persis yang membedakan dengan organisasi lainnya
perlu di tampilkan. Melihat kuantitas kader yang masih kalah dengan organisasi
lain, maka perlu merumuskan strategi rekrutmen yang efektif. Seperti halnya
dalam berdagang, Hima Persis mempromosikan kelebihan yang menjadi jualannya.
Mahasiswa calon kader akan tertarik bergabung dengan Hima Persis ketika mampu
menunjukan kelebihan dibanding organisasi yang sudah ada.
Membangun kuantitas kader seyogyanya perlu
disertai dengan kualitas kader. Kedua hal ini akan saling keterkaitan dalam
pengembangan organisasi. Kuantitas kader yang banyak akan berbanding lurus
dengan kualitas kader dan organisasinya. Jika Hima Persis memiliki 60 persen
kader berkualitas, maka dari 200 kader, Hima Persis mempunyai 120 kader-kader
yang berkualitas. Dari jumlah tersebut diharapkan mampu memberikan efek domino
terhadap kader lain, meningkatkan presentasi kualitas kader. Pengembangan
organisasi berupa pembasisan di setiap kampus, penguatan komisariat yang sudah
ada dan membangun komisariat baru.
Kepemimpinan yang kuat dan visioner sangat
dibutuhakan Hima Persis Ciputat. Pemimpin yang membawa ide perubahan, memiliki
visi dengan solusi atas problematika organisasi, menjaga soliditas kader,
menciptakan emosionalitas terhadap organiasi dan emosionalitas sesama kader
serta mampu menjawab berbagai tantangan. Pemimpin dengan karakter kuat akan
membawa Pima Persis menorehkan tinta emas dalam catatan sejarah. Sehingga
keberadaan Hima Persis akan dirasakan manfaatnya oleh semua kalangan, baik
dirasakan oleh mahasiswa pada umumnya, Persis sebagai organisasi induknya,
serta oleh masyarakat yang lebih luas. Dengan begitu Hima Persis adalah jawaban
tantangan besar masa depan Islam, cita-cita luhur untuk dalam merespon
pemikiran Islam, persoalan keumatan maupun kebangsaan mampu ditunaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar