Sabtu, 31 Maret 2018

Kemana Jenderal Gatot Akan Berlabu?





“Pada akhirnya sejalan dengan jiwa keprajuritan yang akan terus melekat erat apa bila republik ini memanggil dan rakyat menghendaki tentunya dengan semangat patriotisme saya akan selalu siap saya akan selalu siap memberikan yang terbaik untuk NKRI yang sangat saya cintai. Memberikan bakti sepenuh hati dengan semangat tak kenal menyerah hingga tiba saatnya nanti panggilan ilahi” (dalam akun Istagram @nurmantyo_gatot)

Pesan diatas disampaikan tepat dihari sang Jendral Gatot Nurmantyo dinyatakan purna baktinya sebagai prajurit TNI melaui akun istagram. Diakhir pesan ditambahkan tiga tanda pagar #gatotnurmantyo #satukanhatiuntukindonesia #jagaindonesia. Seakan memberikan sebuah pesan, bahwa perjuangan Sang Jenderal untuk NKRI belum selesai. Dengan dinyatakan purnawirawan, memberikan keluasan bagi sang Jenderal untuk memilih jalan hidup dunia pengabdian diluar karir keprajuritan. Jenderal (purn) Gatot terhitung April 2018 menjadi masyarakat sipil biasa, memungkinkan untuk mengabdi didunia politik.
Prestasi Gatot Nurmantiyo sebagai prajurit sangat cemerlang. Dalam karirnya militer, Gatot mampu menduduki posisi jabatan penting di TNI. Lulus akademi militer tahun 1982, Gatot pernah menjadi Pangdam Brawijaya, Dankodiklat TNI AD, Pangkostrad, Gubernur Akmil, Kepala Staf TNI AD sampai akhirnya menajdi Panglima TNI tahun 2015 menggantikan Jendreal (purn) Muldoko yang menasuki masa pensiun. Dunia militer membentuk jiwa nasionalisme dan patriotisme yang tidak diragukan lagi. Prestasi yang diraih Gatot menjadikan namanya semakin Populer di masyarakat Indonesia. Pada saat gerakan Aksi Bela Islam menuntut penegakan kasus penistaan Agama yang menyeret Basuki Tjahaja Purnama (Gubernur Jakarta saat itu), kehadiran Gatot dan mampu mengambil simpatik aktifis GNPF-MUI. Gatot turut bergabung dalam aksi untuk mendukung toleransi beragama bersama pemerintah dan para aktifis sosial. Namun demikian, Gatot pernyataan sering dianggap kontroversial dan berbau politik.
Gatot dikenal dekat dengan berbagai kalangan dari mulai lingkungan keprajuritan, akademisi, agamawan, sampai terstigma dekat dengan rakyat. Seringkali kali Gatot diundang menyampaikan kuliah umum di berbagai Universitas, ormas Islam, acara keagamaan. Menyikapi persoalan kebangsaan, pernyataan Gatot kerap ditunggu masyarakat terutama mengenai urusan pertahanan bangsa Indonesia. Semenjak menjabat sebagai Panglima TNI, Gatot seakan menjadi media darling yang selalu menarik untuk di liput. Nama Gatot terus muncul di media cetak maupun elektonik.
Seiring dengan naiknya popularitas Gatot, muncul godaan-godaan untuk terjun kedunia politik. Godaan semakin kecang seteleh posisi Gatot sebagai Panglima TNI digantikan oleh Marsekal Hadi. Prinsip Gatot untuk tidak terjun kedalam politik praktis sampai masa purnabaktinya terus dipegang.  Meskipun nama Gatot terus berada di posisi lima besar elektabilitas tertinggi untuk memimpin negri ini. Rilis lembaga survey Median, elektabilitas Gatot masih diangka 5,5 persen masih kalah jauh dibawah Joko Widodo dan Prabowo (sumber Republika). LSI Denny JA memprediksi lima kandidat calon presiden potensial diantaranya Joko Widodo dengan elektabilitas tertinggi, keempat lainnya adalah Prabowo Subianto (ketua umum Partai Gerindra), Agus Harimurti Yudhoyono (Kogasma Demokrat), Anies Baswedan (Gubernur DKI) Jakarta, dan Gatot Nurmantyo. Survey Indo Barometer posisi teratas masih diisi oleh Joko Widodo dan Prabowo Subianto, selanjutnya Anies Baswedan dengan elektabilitas 12,1 persen dan Gatot Nurmanyo memiliki elektabilitas 7,8 persen dan AHY memiliki diangka 5,3 persen (Sumber Kompas). Lembaga Poltraking merilis lima nama terbesar diantaranya Joko Widodo 55,9 persen, Prabowo 29,9 persen, Anies mencapai 2,8 persen, Gatot 2,3 persen, dan AHY 2,1 persen (sumber Tribunnews.com). Dari berbagai hasil survey tersebut, nama Gatot Nurmantyo patut diperhitungkan sebagai calon potenaial. Akan tetapi, Gatot belum memiliki kendaraan politik untuk berlaga di pilpres. Nama Gatot juga sempat diwacana kan oleh PPP untuk maju di Pilgub Jawa Tengah, tapi ditolak dengan alasan utama status prajurit masih melekat.
Beberapa partai politik membuka tawaran kepada Gatot untuk bergabung. Tawaran datang diantaranta dari Gerindra, Gatot sempat membenarkan ada ajakan dari ketua umum Gerindra, Prabowo Subianto utuk bergabung,  jawaban Gatot saat itu “Saya Bilang pak, sebelum bicara masalah itu,karena bapak sama dengan saya. Apabila saaya jadi bapak, dan Bapak jadi saya, sebagai seorang negarawan dan patriot, pasti jawabannya sama dengan jawaban saya”(sumber merdeka.com). Pesan yang disampaikan mengandung makna selama tercatat sebagai prajurit Gatot tidak terjun kedalam politik praktis.
Peluang bergabung dengan Gerindra cukup besar dengan di dorong beberapa faktor. Pertama, Gatot dan Prabowo sama-sama pernah menjadi prajurit, ikatan senior dan junior menjadi katalis perekat hubungan keduanya. Beberapa senior Gatot di TNI telah mendahului begabung dengan Gerindra seperti Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso, Mayjen TNI (Purn) Dr. Haryadi Darmawan, Laksda TNI (Purn) Moeklas Sidik, Mayjen TNI (Purn) Yudi Magio Yusuf, Mayjen TNI (Purn) Chaerawan Nusyirwan, Kolonel (Purn) Iswandi Anas, Kolonel (Purn) Sutandyo Sudarsono, termasuk Mayjen TNI (Purn) Sudrajat yang merupakan calon Gubernur Jawa Barat dan masih banyak purnawirawan lainnya. Gerindra juga membentuk PPIR (Purnawirawan Pejuang Indonesia Raya) sebagai sayap partai Gerindra yang menghimpun para purnawirawan TNI. Lingkungan yang terbangun memudahkan Gatot beradaptasi dengan Gerindra. Kedua, platform partai Gerindra yang tertuang dalam visi partai yaitu menjadi partai politik yang mambawa nilai-nilai nasionallisme dan religiusitas untuk menciptakan kesejahteraan. Gagasan ekonomi kerakyatan yang di bawa Partai Gerindra sebagai solusi terhadap penyelesaian masalah ekonomi bangsa sesuai dengan UUD 1945 pasal 33. Ketiga, upaya mempertahankan kedaulatan NKRI, pembangunan nasional, tatanan sosial, supremasi hukum, dan konstitusional oriented (berdasar pada UUD 1945 dan Pancasil). Keempat, partai Gerindra sebagai partai diluar pemerintahan, kerap mengeluarkan keritik tajam terhada pemerintah terutama dalam hal keberpihakan kepada rakyat dan berbagai kelompok masyarakat. Terbagun stigma Partai Gerindra sebagai partai nasionalis dan religius, dekat dengan pemuka agama, ulama dan beberapa kelompok Islam yang merasa terdiskreditkan pemerintahan Jokowi. Begitu pula dengan Gatot yang memiliki kedekatan dengan ulama, pernyataannya terkait ulama sebagai mitra membangun bangsa. Kelima, Gatot akan lebih mudah melanjutkan peran Prabowo selama ini menjadi medan magnet partai Gerindra dalam menarik simpatik rakyat.
Bukan berarti tidak mungkin Gatot diusung oleh Gerindra sebagai calon Presiden, semua tergantung dari komunikasi politik yang dilakukan Gatot. Jiwa negarawan Prabowo terbukti dalam berbagai langkah politiknya. Di Jakarta Gerindra bersama PKS mendukung Anies Baswedan sebagai Cagub, pedahal Anis merupakan lawan politik Prabowo di 2014. Dan termasuk di Jawa Tengah, dan beberapa daerah lainnya. Prabowo dikenal sukses menjadi king maker kemenangan dalam pentas pilkada. Hal ini menjadi signal kesempatan Gatot untuk bisa di usung Gerindra sebagai calon presiden, terlebih rekam jejak Gatot yang masih bersih akan memberi kesulitan bagi lawan politiknya dalam memberikan manuver serangan. Namun demikian, peluang Gatot Nurmantyo diusung sebagai calon Presiden 2019 dari partai gerindra cukup kecil. 34 DPD Gerindra telah lebih dulu mendeklarasikan dukungannya terhadap Prabowo sebagai calon Presiden. Semua elemen partai Gerindra giat mengkampanyeukan Prabowo sebagai capresnya. Pernyataan Gerindra melalui Habiburakhman memberikan saran agar Jenderal Gatot nyalpon presiden 2024 dan masuk parpol terlebih dahulu. Muncul wacana Gatot sebagai calon wakil presiden dari Prabowo, dinilai lebih realistis. Tapi peluang memenangkan pilpres 2019 masih sulit jika melihat data hasil survey yang selalu menempatkan Joko Widodo sebagai kadidat terkuat.
Baru-baru ini muncul pernyataan dari Surya Paloh ketua umum Partai NasDem terhadap Gatot untuk bergabung. Surya Paloh menyebutkan Partai NasDem terbuka terhadap siapa saja orang Indonesia yang baik untuk bergabung termasuk Gatot Nurmantyo. Namun demikian belum ada ajakan resmi dari NasDem untuk Gatot. Jika Gatot bergabung dengan NasDem akan terbuka kemungkinan Gatot mendampingi Jokowi sebagai calon wakil presiden. NasDem merupakan partai yang paling konsisten mendukung pemerintahan Jokowi baik di media maupun di parlemen. Dukungan yang sangat loyal terhadap Jokowi pantas diberikan konpensasi jatah Menteri yang cukup banyak. Loyalitas NasDem terhadap Jokowi yang cukup tinggi memberi kesempatan untuk menyodorkan nama calon wakil presiden. Gatot Nurmantyo disebut cocok mendampingi Jokowi terlebih akan mendapat dukungan maksimal jika Gatot bergabung dengan Nasdem.
Selain itu, Lukman Edy ketua DPP PKB sempat memberikan saran agar Demokrat mengusung Gatot Nurmantyo sebagai capres 2019. Lukman Edy menilai potensi Demokrat mengusung Gatot sangat besar, pasalnya Gatot merupakan mantan ajudan SBY, komunikasi Gatot juga cukup baik. Akan tetapi Demokrat selama ini mengkampanyeukan putra sulung ketua umumnya sebagai pemimpin masa depan. Jika pengurus Partai Demokrat mampu menampilkan sikap demokratis, maka akan terbentuk koalisi poros ketiga yang patut diperhitungkan. Posisi Gatot bisa jadi mengisi calon presiden di dampingi TGB Zainul Majdi, AHY, atau nama lain sesuai kesepakatan partai koalisi. Namun sampai sejauh ini belum terlihat tanda-tanda Demokrat ke arah sana, sehingga peluangnya pun cukup kecil.
Kesempatan lain untuk Gatot adalah mendampingi Jokowi terlepas dari apapun partainya. Jika Jokowi terpilih untuk periode kedua, maka siapapun pendampingnya akan terbuka peluang untuk berlaga di pilpres selanjutnya, 2024 setelah selesai Jokowi. Disinilah kesempatan Gatot lebih terbuka jika trend positif terus terjaga, kepercayaan masyarakat terus meningkat, dan Gatot mampu menunjukan prestasi-prestasi selanjutnya.
Pilihan politik untuk sang Jenderal yang telah Purnawirawan terbuka lebar. Semua faktor harus betul-betul diperhatikan, komunikasi politik, hitung-hitungan yang matang, trend positif yang harus terus dijaga, popularitas yang berefek pada elektabilitas. Kendaraan politik sangant mempengaruhi karir sang Jenderal sebagai tempat perjuangan selanjutnya. Partai politik yang memiliki iklim demikratis sangat cocok untuk sang Jenderal. Partai politik dinasti dan fans club cenderung lebih sulit mendapat kesempatan. Partai Dinasti tentunya sudah memiliki putra mahkota untuk melajutkan trah politik sehingga tantangan besar sang putra mahkota sulit dihadapi, sementara partai fans club harus mampu menarik simpatik tinggi dari internal partai, simpatisan, dan masyarakat lebih luas untuk mengindari adanya matahari kembar di partai. Waktu menuju pilpres sudah sangat mepet, pilihan Gatot hanya ada dua tahun ini manggung di pentas Pilpres dan harus segera menemukan kendaraan yang representatif. Jika tidak menggung tahun 2019, maka tahun 2024 adalah pilihan paling realistis tetapi tidak boleh kehilangan momentum.

Oleh Ceceng Kholilulloh
Wasekjend PP Hima Persis
Pegiat Lemkapolsek (Lembaga Kajian Politik, Sosial, dan Ekonomi)

Senin, 05 Maret 2018

HIMA PERSIS CIPUTAT DULU DAN NANTI



Napak Tilas Hima Persis Ciputat
Mahasiswa merupakan elemen muda bangsa yang hidup di lingkungan akademis kampus. Keberadaan mahasiswa berbeda dengan pelajar tingkat SMA atau sederajat. Perbedaan itu mulai dari karakter siswa dan mahasiswa dalam transfer ilmu pengetahuan, siswa lebih pasif dan cenderung menerima yang disampaikan guru. Berbeda dengan mahasiswa ruang diskusi terbuka lebar tidak hanaya di kelas tapi juga di luar kelas. Selanjutnya siswa mengikuti pelajaran sesuai jadwal yang telah disusun sedangkan mahasiswa tergantung dari perkuliahan yang diambilnya. Selain itu, fleksibilitas waktu yang dimiliki mahasiswa menjadi peluang dalam pengembangan potensi diri. Terbuka peluang bagi mahasiswa untuk aktif diluar kampus, entah di BEM, UKM, lembaga diskusi, organisasi kemahasiswaan ekstra kampus dan komunitas lain.
Dunia mahasiswa di kampus sangat heterogen dan dinamis dalam pemikiran, prinsip, serta dalam perilaku. Namun homogen dalam lingkungan akademik. Mahasiswa sebagai candradimuka untuk masa yang akan datang, menuntut mahasiswa untuk terus mempersiapkan diri dengan belajar memambah wawasan dan bergabung dengan wadah aktualisasi. Mahasiswa sebagai agent of change serta agent of control selalu identik dengan organisasi gerakan kemahasiswaan. Terbukti dalam perjalanan sejarah bangsa, gerakan kemahasiswaan banyak mempengaruhi kondisi sosial dan politik.
Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (Hima Persis) lahir pada masa transisi pemerintahan dari era Orde Baru ke era Reformasi. Pasca pemberlakuan kembali NKK/BKK (Normalisasi Kehidupan Kampus/ Badan Koordinasi Kemahasiswaan) tahun 1990 membuka ruang lahirnya gerakan mahasiswa. Kelahiran Hima Persis pada tanggal 24 Maret 1996 membawa cita-cita besar bagi masa depan umat Islam dan masa depan Bangsa. Sebagai organisasi otonom, Hima Persis juga mengemban misi dakwah Persis di lingkungan kampus. Pada mulanya Hima Persis di dirikan oleh mahasiwa Persis dari berbagai daerah (Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Garut). Dinamika perjuangan Hima Persis menimbulkan pasang surut perjuangan.
Mahasiswa Persis di Jakarta kembali bergabung secara keorganisasian sejak tahun 2008, yaitu di era kepemimpinan Ketua Umum PP Hima Persis Lamlam Pahala. Ketua Pimpinan Wilayah Pertama terpilih Ali Rasyid, mahasiswa Universitas Paramadina. Ali Rasyid mampu mengumpulkan Ratusan potensi kader sebagai pondasi pengembangan organisasi. Pada periode awal strategi yang dilakukan adalah dengan melakukan pendekatan terhadap sesama alumni Pesantren Persis, dan dari keluarga besar Persis.
Kepemimpinan Ali Rasyid dilanjutkan oleh Daniel Barkah, mahasiswa Ma’had Utsman Bin Affan. Pada periode ini di bentuk level pimpinan dibawahnya dari tingkat daerah sampai kampus. Daniel Barkah membangun pondasi Pimpinan Daerah di berbagai kota se-Jakarta dari mulai PD Jakarta Timur yang berpusat di Mahad Utsman Bin Affan, Ciputat berpusat di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dipimpin oleh Ihsan Fauzi Rahman, dan daerah lainnya. Dari kepemimpinan Daniel Barkah, memberikan catatan sejarah baru di bagi Ciputat. Daniel Barkah mampu mentransformasikan komunitas mahasiswa Persis menjadi bagian struktural di Hima Persis Ciputat.
Selanjutnya kepemimpinan di DKI Jakarta di lanjutkan oleh Ihsan Fauzi Rahman dengan mengukuhkan berbagai Pimpinan Daerah, diantaranya PD Jakarta Timur, PD Jakarta Selatan, PD Jakarta Pusat, dan PD Ciputat. Ihsan Fauzi Rahman yang merupakan mahasiswa asal UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadikan daerah Ciputat sebagai salasatu pusat kegiatan Hima Persis. Meskipun demikian, pergerakan Hima Persis di Ciputat belum begitu pesat baik dalam menghimpun potensi kader maupun dalam mengembangkan.
Hima Persis di Ciputat terbentuk dengan terpililh nya Ihsan Fauzi Rahman sebagai ketua. Jauh sebelum terbentuk PD Hima Persis Ciputat secara resmi, telah berdiri wadah komunitas mahasiswa Persis bernama Studia Holistika yang dianggap sebagai embrio dari Hima Persis di Ciputat dan bahkan Hima Persis di Jakarta pada umumnya. Ada kesamaan emosional antara Studia Holistika dengan Hima Persis Ciputat. Kesamaan itu antara lain, Hima Persis dan Studia Holistika digerakan oleh sesama Mahasiswa Persis, baik alumni Pesantren Persis maupun mahasiswa yang mempunyai ikatan keluarga besar Persis. Studia Holisitika berfungsi sebagai wadah nostalgia dengan Persis, dan lebih berfungsi untuk membangun ikatan kuat dengan Persis. Aktivitas yang ada di Studia Holistika menjadi sarana pengembangan potensi diluar organisasi yang telah diikuti. Studia Holistika lebih fokus melakukan kegiatan-kegiatan diskusi mulai dari tema-tema keagamaan sampai filsafat.
Pada umumnya, para pegiat Studia Holistika merupakan mahasiswa yang telah aktif di organisasi kemahasiswaan yang sudah ada di Ciputat. Bahkan anggota Studia Holistika menempati posisi strategis di organisasi intra dan ekstra kampus. Beberapa anggota Studia Holistika aktif di HMI IMM, PMII, beberapa UKM-UKM yang ada di UIN Jakarta, sebagian lagi aktif di lembaga diskusi Formaci. Latar belakang organisasi yang berbeda memberikan warna pemikiran anggota Studia Holistika yang heterogen. Kajian-kajian yang dilaksanakan di Studia Holistika lebih dinamis dan beragam.
Kemunculan Studia Holistika mengalami pasang surut dalam perkembangannya. Hal itu disebabkan karena secara kuantitas alumni pesantren Persis yang melanjutkan kuliah di UIN Syarif Hidayatullah tidak menentu tiap tahunnya. Beberapa anggota tidak terlalu memiliki ketertarikan pada diskursus-diskursus yang di kaji, anggota lain lebih memilih aktif di wadah sesuai peminatannya. Proses rekrutmen anggota yang tidak begitu masif dan sosialisasi lembaga juga menjadi salah satu faktor tidak dikenalnya Studia Holistika. Pada akhirnya Studia Holistika bertransformasi menjadi Hima Persis.
Di Ciputat, Hima Persis mulai dibangun oleh genrasi terakhir Studia Holistika. Ihsan Fauzi Rahman yang tidak sempat bergabung dengan Studia Holistika ditunjuk sebagai ketua Hima Persis Daerah Ciputat pertama. Sejak saat itu Pimpinan Daerah Ciputat secara resmi terbentuk di era Daniel Barkah yang memimpin PW DKI Jakarta. Tugas pertama Ihsan Fauzi Rahman sebagai ketua PD Ciputat adalah menghimpun kembali seluruh potensi organisasi. Mahasiswa-mahasiswa yang mempunyai ikatan kultural di Persis dihimpun untuk berpartisipasi secara struktural. Tugas ini tidak mudah, sebagian mahasiswa Persis (secara kultural) sudah aktif di organisasi maintream di Ciputat semisal HMI dan IMM. Tinggal memaksimalkan potensi lain yang belum terjaring di organisasi ektra kampus yang maistream. Ihsan Fauzi Rahman mampu menghimpun kader dari beberapa kampus di Ciputa, kader-kader Hima Persis masih identik dengan alumni Pesantren Persis. Terdapat beberapa alumni Pesantren Persis yang bergabung dengan Hima Persis Ciputat, diantaranya alumni Pesantren Persis dr Jawa Barat, Sapeken Madura, Bangil Jawa Timur. Ruang gerak Hima Persis Ciputat masih terpusat di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, STT Nusantara, dan STIE Ganesha.
Setelah Ihsan Fauzi Rahman mendapat amanat lebih tinggi sebagai ketua PW Hima Persis DKI Jakarta, PD Ciputat diserahkan kepada Fahmi Muzaki Paturrahman dan Taufik Muarif. Kedua periode ini banyak fokus pada pembangunan emosional organisasi dan sesama kader. Sekretariat sebagai basecamp menjadi tempat berkumpul dan bicara ideu  Beberapa kegiatan yang menjadi program unggulan diantaranta dalam bidang pendidikan, seperti membidani pengajian remaja sekaligus jadi tenaga pengajar di wilayah BSD, selain itu diskusi-diskusi mengenai berbagai isu keagamaan serta kegiatan sosial peduli anak ajalanan daerah Lebak Bulus. Alumni Studia Holistika merasa punya kepedulian terhadap Hima Persis banyak memberi support besar dalam usaha realisasi program dengan maksimal. Hisan Harir Ridho kemudian terpilih sebagai ketua PD menggantikan Taufik Muarif.
Tantangan dan Harapan Kedepan
Studia Holistika sebagai wadah aktualisasi mahasiswa Persis dimasa lalu, bukan menjadi jaminan kemudahan membangun organisasi setelah bertransformasi menjadi Hima Persis. Studia Holistika seakan tidak berbekas , Hima Persis Ciputat harus membangun kembali organisasi dari awal. Perbedaan mendasar Studia Holistika dengan Hima Persis Ciputat terletak pada status kelembagaan. Hima Persis merupakan organisasi otonom resmi Persis berimplikasi pada paradigma gerakan yang tidak bisa lepas dari organisasi induk, edangkan adanya Studia Holistika mempunyai fungsi sebagai wadah kultural mahasiswa Persis. Inisiatif mahasiswa persis membuat studia Holistika disebabkan karena tidak tersedianya wadah kemahasiswaan Persis yang resmi.
Sejak terbentuknya Hima Persis Ciputat sampai saat ini, tugas utama yang senantiasa harus dikerjakan adalah menanamkan paradigma nilai dan paradigma gerakan organisasi. Paradigma nilai yang tergambar dalam semboyan Ulul Albab menjadi cermin kemurnian sikap sebagai jati diri setiap kader. Intelektualitas dan spirituaitas harus senantiasa mejadi pijakan utama kader Hima Persis, kedua aspek ini termanifestasi dalam amal perbuatan. Dengan kata lain, keluasan ilmu, kedalaman iman, kemurnian akidah, kesalihan sikap, serta penyerahan diri seorang hamba terhadap Sang Khalik adalah ciri utama kader Hima Persis. Paradigma nilai Hima Persis menjadi modal utama dalam membangun paradigma gerakan yang dirumuskan Lamlam Pahala (Ketua Umum PP Hima Persis periode 2005-2010) berupa falsafah pergerakan atau trilogi Hima Persis.
Trilogi Hima Persis antara lain berupa; intelektualitas, trasnformasi sosial, dan perubahan iklim politik. Pertama, dalam hal intelektualitas, kader Hima Persis terus berupaya mengembangkan aspek keilmuan. Kader Mempunyai karakter keilmuan yang mendalam, kritis, terbuka dan tidak tabu dengan pelbagai pemikiran baik pemikiran klasik maupun kontemporer,  serta memiliki prinsip belajar sepanjang hayat. Lataer belakang kader hidup di lingkungan homogeny di dunia akademis kampus harus mendorong karakter intelektualitas yang tinggi. Kedua transformasi sosial, dengan modal keilmuan yang dimiliki, kader Hima Persis harus mampu mengejawantahkan dalam bentuk kepekaan sosial ditengah problematika umat. Diskursus berbagai disiplin keilmuan yang ditekuni kader Hima Persis merupakan modal dalam usaha memperbaiki ketimpangan (stratifikasi) sosial. Langkah yang perlu dilakukan diantaranya; melakukan advokasi sosial, pendampingan, pembinaan, serta pengabdian sosial dalam pelbagai bentuk lainnya. Ketiga perubahan iklim politik, Hima Persis tidak terjun kedalam politik praktis secara kelembagaan. Semangat yang dibangun adalah dengan mengkampanyeukan politik nilai, yaitu politik berdasarkan nilai-nilai luhur suatu tatanan politik yang ideal, politik bersih dan bermoral, serta membangun budaya politik profetik berpijak pada landasan Quran dan Hadis. Kader Hima Persis berpegang teguh pada keyakinan, berkarakter visioner memiliki pandangan jauh kedepan untuk kepentingan bersama.
Hima Persis berada dalam lingkungan pemikiran yang beragam, pluralitas ide dan gagasan di dunia kampus tidak menjadikan kader terbawa. Hima Persis  sebagai wadah kader harus mampu membentengi dari pelbagai tantangan sehingga tidak kehilangan nilai identitas kader. Hima Persis merupakan anak kadung dari Persis, meminjam bahasa Lamlam Pahala  “secara fikriyah dan harokah Hima Persis tidak akan terlepas dari organisasi induknya”. Pemikiran Persis yang diwariskan kepada setiap otonom akan menjadi benteng pengawal ideologi Hima Persis. Sehingga keberadaan Hima Persis akan menjangkau wilayah dakwah (objek dan sasaran) lebih luas.
Dalam pengembangannya di Ciputat, Hima Persis harus merumuskan strategi gerakan yang efektif. Sampai saat ini Hima Persis belum menjadi organisasi mainstream dilingkungan kampus. Komunikasi antar organisasi, membuka ruang-ruang diskusi, membawa wacana-wacana segar nampaknya perlu terus digalakan. Ciri khas Hima Persis yang membedakan dengan organisasi lainnya perlu di tampilkan. Melihat kuantitas kader yang masih kalah dengan organisasi lain, maka perlu merumuskan strategi rekrutmen yang efektif. Seperti halnya dalam berdagang, Hima Persis mempromosikan kelebihan yang menjadi jualannya. Mahasiswa calon kader akan tertarik bergabung dengan Hima Persis ketika mampu menunjukan kelebihan dibanding organisasi yang sudah ada.
Membangun kuantitas kader seyogyanya perlu disertai dengan kualitas kader. Kedua hal ini akan saling keterkaitan dalam pengembangan organisasi. Kuantitas kader yang banyak akan berbanding lurus dengan kualitas kader dan organisasinya. Jika Hima Persis memiliki 60 persen kader berkualitas, maka dari 200 kader, Hima Persis mempunyai 120 kader-kader yang berkualitas. Dari jumlah tersebut diharapkan mampu memberikan efek domino terhadap kader lain, meningkatkan presentasi kualitas kader. Pengembangan organisasi berupa pembasisan di setiap kampus, penguatan komisariat yang sudah ada dan membangun komisariat baru.
Kepemimpinan yang kuat dan visioner sangat dibutuhakan Hima Persis Ciputat. Pemimpin yang membawa ide perubahan, memiliki visi dengan solusi atas problematika organisasi, menjaga soliditas kader, menciptakan emosionalitas terhadap organiasi dan emosionalitas sesama kader serta mampu menjawab berbagai tantangan. Pemimpin dengan karakter kuat akan membawa Pima Persis menorehkan tinta emas dalam catatan sejarah. Sehingga keberadaan Hima Persis akan dirasakan manfaatnya oleh semua kalangan, baik dirasakan oleh mahasiswa pada umumnya, Persis sebagai organisasi induknya, serta oleh masyarakat yang lebih luas. Dengan begitu Hima Persis adalah jawaban tantangan besar masa depan Islam, cita-cita luhur untuk dalam merespon pemikiran Islam, persoalan keumatan maupun kebangsaan mampu ditunaikan.